KOMPAS.com – Tiga mahasiswi Surabaya berhasil menciptakan “backpack” (tas punggung) yang bisa menghasilkan energi listrik.
Ketiganya merupakan mahasiswi jurusan Desain Manajemen Produk (Fakultas Industri Kreatif) dan Jurusan Teknik Industri (Fakultas Teknik) Universitas Surabaya.
“Pemakainya bisa menggunakan tas itu untuk mengisi ulang baterai alat-alat elektronik, seperti laptop, IPad, ponsel, atau lainnya,” kata mahasiswi Jurusan Teknik Industri angkatan 2010, Evita Tania.
Didampingi dua rekannya Stella Felicia (Desain Manajemen Produk 2010) dan Cindy Eleanora (Desain Manajemen Produk 2011), ia mengemukakan hal itu tentang karya mereka yang memenangkan gelar “Best of the Best” pada Lomba Perancangan Tas Nasional 2012 di Bandung pada awal Oktober 2012.
“Listrik itu dihasilkan dari energi kinetik (gerakan tubuh pemakainya), karena itu tas listrik itu bisa saja disebut sebagai green energy (energi hijau), karena ramah lingkungan. Sebagai prototipe, backpack ini diberi nama “Kinetic Ver 1.0″ (Green Kinetic Energy Providing Electricity Backpack),” katanya.
Menurut Evita, banyak pengguna “backpack (khususnya mahasiswa) yang membawa laptop, ponsel, charger, dan gadget lainnya dan masalah yang sering dihadapi adalah kebutuhan listrik untuk “men-charge” baterai gadget mereka.
“Sumber listrik tidak selalu berada di dekat mereka saat dibutuhkan. Masalah sering muncul ketika ponsel, laptop atau gadget mereka low batt (kehabisan baterai) dan mereka harus mencari sumber listrik,” katanya.
Mengisi baterai mengharuskan mereka diam, menunggu, atau meninggalkan gadget di satu tempat untuk beberapa waktu (jam), sehingga mereka akhirnya mencari cara agar pengguna “backpack” mudah men-charge gadget mereka.
“Dari pengamatan, saat berjalan, naik kendaraan (misalnya sepeda motor), dan melakukan aktivitas lainnya, pengguna backpack pasti mengeluarkan energi kinetik. Energi itu terbuang sia-sia,” katanya.
Dari sini muncul ide membuat “backpack” yang dapat menyimpan energi listrik untuk “men-charge” gadget (ponsel, laptop, dan lainnya) dari energi kinetik dari pergerakan fisik pengguna backpack.
“Energi buangan tersebut sangat berpotensi diolah kembali untuk memenuhi kebutuhan energi konsumen. Sifat energi yang kekal, namun hanya dapat diubah menjadi bentuk energi lain dapat dimanfaatkan,” katanya.
Mereka menggunakan alat yang dapat mengubah energi kinetik menjadi energi listrik, yaitu “piezoelektrik”. Alat ini menghasilkan listrik bila mendapat tekanan atau getaran.
“Alat ini disambungkan ke penyimpan energi listrik yang dapat digunakan men-charge gadget. Saat pengguna backpack memasukkan maupun mengeluarkan barang, saat berjalan, atau gerakan lainnya, alat tersebut akan menyerap energi kinetik dan mengonversinya menjadi energi listrik,” katanya.
Ditanya alasan menciptakan inovasi itu, ia mengatakan akhir-akhir ini pembicaraan tentang “green product” makin marak, sehingga membuat produsen berlomba-lomba menghadirkan produk ramah lingkungan.
“Semakin hari, produsen semakin dituntut menggunakan material yang mencakup 3R (reduce, reuse, recycle). Konsumsi energi dunia semakin meningkat, berbanding terbalik dengan persediaan energi yang semakin menipis,” katanya.
Ironisnya, katanya, banyak energi yang secara tidak sadar terbuang begitu saja, seperti energi kinetik, energi potensial, energi bunyi, dan bentuk energi lainnya. “Itu sebabnya kami menciptakan tas itu,” katanya.
sumber : http://tekno.kompas.com/read/2012/10/11/1511464/Mahasiswi.Surabaya.Rancang.Tas.Bisa.Nge-Charge.